Selasa, 05 November 2019

CERITA INI RAWAN KENANGAN



Waktu tidak akan pernah bergerak terlalu cepat, juga tidak akan bergerak lambat. Ia akan datang tepat pada waktunya. Jika ingin baik-baik saja maka beranjaklah dari garis kenangan.

Sudah dua hari ia tidak pernah keluar dari kamarnya. Sejak kejadian malam itu. Ia datang dengan mata memerah, membuka pintu tanpa mengetuk, hanya sekedar berlalu dan masuk ke dalam kamar. Suara hempasan pintu mengagetkanku.

Anak itu sepertinya sedang patah hati. Ini pengalaman pertamanya. Sakit hati pada seorang laki-laki yang ia cintai. Aku dan ibunya hanya bisa diam, berusaha memahami bahwa ia sudah dewasa. Sudah mulai mengenal cinta. 

Melihat Meirah bertingkah aneh seperti itu, kami berdua sebagai orang tua tentu ikut merasakan kepedihan yang ia alami. Ibunya berusaha membujuk, dan saya sebagai seorang bapak yang jauh dari sifat lembut hanya memperhatikan dengan diam-diam.

Setelah 2 hari berlalu, Meirah tak kunjung keluar dari kamarnya, ibunya mulai resah. Ia mulai membujuk dari balik pintu, sahutan yang datang dari dalam hanya sebatas “iya bu, Meirah paham”. “Ibu tak usah khawatir”. Atau hanya dengan kata “hmmm”.

Bukan saya tak peduli pada Meirah, tapi saya tahu keterlibatanku takkan bisa mengubah apa-apa, yang paling mungkin saya lakukan hanya mencoba meyakinkan istriku untuk sabar membujuknya. Sesekali saya meminta tuk tidak terlalu khawatir pada anaknya. 

“Biarkan saja begitu, kesunyian kan membantunya menemukan dirinya sendiri. Luka dan sakit hati akan mengajarkannya tentang ketegaran. Ia akan bangkit dengan sendirinya. Meirah anak terdidik, tidak mungkin bertindak bodoh”. 

Cinta memang seperti peta buta yang bisa membuat kita tersesat di dalamnya. Aku pernah melihat orang yang terperosok dalam penderitaan yang mengerikan dan sangat sulit untuk bangkit. Aku juga pernah melihat orang tersiksa dan mati karena rasa sakit yang dialaminya.

Orang-orang yang mengalami pengalaman mengenaskan seperti itu adalah orang-orang yang tidak punya penunjuk arah dalam hidup sehingga mudah tersesat dan kehilangan arah. Berlayar tanpa bekal, tanpa kompas atau sebatas pengetahuan dan pengalaman sedikitpun, seolah-olah di depan sana takkan ada gelombang dan badai yang akan ia temui.

Saya paham mas. Tapi bukankah jatuh cinta itu indah?. Orang yang jatuh cinta jika sudah terjatuh tidak ingin berdiri lagi.

Iya, memang jatuh cinta adalah peristiwa kejatuhan yang paling indah. Terjatuh karena jatuh cinta membuat dunia seseorang berubah sekejap mata. Keadaan akan menjadi putih. Bersih tanpa noda. Satu-satunya yang ada hanya wajah orang yang dicintainya. Bahkan orang yang sedang jatuh cinta bisa menganggap tai ayam sebagai coklat cair.

Pada golongan orang-orang yang seperti itu akan mudah terjerembab ke dalam lubang kenangan yang mengerikan. Ia terlihat sangat bahagia tapi hatinya mudah rapuh. Tidak punya pegangan. Menganggap semua hal nampak begitu indah. Di mata dan fikirannya cinta hanyalah keindahan saja. Apalagi jika ia jatuh cinta pada orang yang salah, dapat dipastikan ia akan lupa dimana jalan pulang.

Pada sebagian orang yang jatuh cinta tapi punya persiapan yang memadai untuk pulang maka ia akan pulang saat waktunya tiba. Orang-orang ini menganggap cinta sebagai pendakian, oleh karena itu ia akan terus waspada dan berhati-hati. Ia tahu di kanan kirinya ada jurang terjal yang menganga. Jika salah melangkah akan terjatuh. Begitulah perjalanan Seorang pendaki gunung. Hanya ingin menemukan puncak. Setelah itu pulang tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

Tidak usah heran jika banyak orang-orang yang jatuh cinta setelah menyadari kesalahannya kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempatnya. Karena baginya cinta adalah lubang gelap yang menakutkan. Di dalam sana perasaan terus-menerus menyiksa. Tapi, justru tidak sedikit orang yang memilih ingin tetap tinggal di tempatnya, tdk mau beranjak sedikitpun karena ia telah terjatuh di tempat yang tepat.

Sayang, kamu harus tahu. Cinta itu datang pada waktunya dan indah pada waktunya. Jika kau ingin tahu cinta itu bagaimana maka datanglah berkunjung ke dalam hatimu. Lihat seluruh isinya, di dalam sana tidak ada ratapan, apalagi penyesalan. Bahkan kesedihan takut menampakkan batang hidungnya sedikitpun. Tempat itu bukan tempat untuk meratapi sakit hati tapi justru berupa taman-taman rindu yang dipenuhi kupu-kupu bermacam-macam warna. Sangat-sangat indah. Tempat yang selalu memanggil kembali.

Hatimu adalah tempat bersemainya rindu. Rinduku padamu dan rindu anak-anakmu padamu. Di tempat manapun kami berpijak dan di sudut bumi manapun kami pergi hatimu selalu memanggil untuk pulang. Begitulah cinta yang haqiqi. Selalu ada rindu yang setiap saat memanggil-manggil untuk pulang.

Ada satu hal yang perlu kamu pahami. Bahwa manusia adalah makhluk fana. Tiap-tiap manusia akan menjumpai kehilangan. Jika tidak dengan kematian maka dengan perpisahan. Nah, berhati-hatilah di fase ini. Karena saat itu cinta akan datang membawa sekotak bingkisan dari masa lalu bernama kenangan. Bingkisan itu hanya bisa terbuka saat orang yang engkau cintai telah tiada. Bagi orang-orang yang menganggap cinta itu sebagai hal-hal yang biasa saja maka isi bingkisannya akan berupa kenangan yang juga biasa-biasa saja. Dan bagi orang yang benar-benar tulus mencintai maka kotak kenangan itu akan menjadi sesuatu yang lebih indah atau justru menjadi lebih buruk dari dugaannya. 

Di posisi itu, rindu dan kenangan bertali-talian satu sama lain, seperti kupu-kupu dan bunga-bunga yang saling terikat. Rindu menjadi kupu-kupu yang setiap saat mencari madu kenangan atau setidak-tidaknya menemukan hal-hal manis yang dapat diingat dari masa lalunya. Disanalah waktunya. Keramaian berubah menjadi kesunyian. Dan kesunyian menjadi suasana yang paling dilematis untuk dinikmati.

Tentu itu sama saja... !!!, bagi seorang ibu sekaligus sebagai seorang istri, saya sudah mengalami pasang-surut peristiwa baik dan buruk. Dari kejadian-kejadian itu selalu tersisa kenangan. Menumbuhkan kerinduan, kalau bukan kebencian. Syukur-syukur jika peristiwa itu berakhir indah tapi bagaimana jika sebaliknya ??. Tapi kenangan bukan hanya soal akhir dari peristiwa semata tapi juga proses. Di tiap-tiap patahan peristiwa itu ada yang indah dan tentu kan menjadi kenangan. Perpisahan hanya sebatas pemutus dari rangkaian peristiwa itu.

Nah, disitulah saya berkesimpulan bahwa rindu dan kenangan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan !!?. Rindu dapat menguatkan kenangan dan kenangan dapat menumbuhkan rindu. Kedua-keduanya sama keparatnya dalam urusan cinta. Rindu dan kenangan dapat membuat wanita lemah seperti Meirah menderita berkepanjangan.

Itu jelas keliru. Meirah bukan orang lemah. Kau fikir ia bertindak seperti itu karena telah takluk pada kepedihannya. Tidak, saat ini Meirah justru sedang berusaha menikmati kenangan. Di dalam sana ia sedang berfikir dan menyeleksi kenangan. Memilah-milah kenangan indah yang layak ia simpan dan menyimpan beberapa kenangan buruk agar dapat menjadi pelajaran untuknya di masa yang akan datang. 

Saya akui bahwa saya memang seorang bapak yang jarang menangis tapi saya percaya bahwa tangisan dapat mengeluarkan seluruh kesedihan yang ada di dalam dada. Meirah sedang melakukan itu, mengosongkan dadanya dari kesedihan sembari berharap pada luka dan kepedihan dapat keluar bersama air mata itu.

Meirah tidak akan berhenti menangis sampai dadanya terasa ringan. Lantaran demikian, tidak usah mengganggunya. Biarkan saja ia menangis. Beri ia ruang menikmati kesunyiannya. Merenungi segalanya dan memutuskan semua hal yang harus ia putuskan. Setelah itu ia takkan pernah lagi menangis, bahkan jika ia mau sekalipun ia takkan bisa menangis lagi. 

Dan, rindu yang selama ini kita sebut keparat itu akan kembali terbang bahagia seperti kupu-kupu di wajahnya.

Meirah akan segera kembali. Menjadi seperti semula. Berbahagia. Tersenyum. Menjadi kupu-kupu yang lepas dari indungnya. Melupakan segala kesedihannya dan akan terbang bebas di tempat-tempat yang kau sebut berbahaya itu, kenangan.

Suatu saat, di hari yang akan datang, ia akan anggap kenangan hanya sebagai tempat berekreasi. Di akhir pekan ia akan sengaja meluangkan waktu berjalan-jalan dan melihat-melihat tempat atau benda-benda yang menyimpan kenangan untuknya. Bukan untuk mengingat-ingat kepedihan tapi untuk menumbuhkan kebahagiaan. Disana, ia akan sangat bahagia, kehilangan diri, tertawa sangat keras hingga ia tidak sadar telah menertawai tertawaannya sendiri. 

Di tempat-tempat yang ia kunjungi itu, akan ada kenangan yang menyalip-nyalip ingatannya. Jika datang ke suatu pantai apapun itu, pantai itu akan mengingatkannya pada satu pantai yang paling menenangkan baginya di masa lalu. Dulu, mereka pernah menceritakan harapan dan mimpi-mimpinya masing-masing di pantai itu. Atau ia kan menertawai dirinya sendiri setelah melihat dirinya bertingkah bodoh, menangis seperti anak kecil, meratapi kesedihannya sendirian dan menghujat dirinya sendiri disana. Ia akan tertawa mengingat kenangan itu. Tertawa karena saat itu ia begitu bodoh memaknai sebuah hubungan cinta-kasih. Hal ini berlaku pada semua tempat yang pernah Meirah kunjungi bersama lelaki itu di masa lalu.

Begitulah kebiasaan orang-orang yang terlanjur bahagia mencintai, ia tidak akan lupa kepedihannya sampai ia tidak sadar bahwa hanya orang-orang bahagialah yang paling bodoh di dunia ini. Meirah akan mengalami itu kelak. Ia akan sadar bahwa masa lalunya pernah terjadi begitu lucu.

Jadi begini, kita sebagai orang tua. Saya sebagai seorang dan kamu sebagai seorang ibu jangan menjadikan anak kita sebagai kita. Meirah memang anak kita tapi ia pun anak waktu. Zaman kita berbeda dengannya. Ia tumbuh di tengah-tengah kemodernan. Tahukan bagaimana orang-orang modern berkebudayaan!??. 

Bagi pemuda masa kini, kota adalah tempat menumpuk kenangan. Kota hari ini dan di masa silam telah banyak berbeda. Saat ini, di kota ini, semua orang tidak saling mempedulikan satu sama lain. Semua orang bebas melakukan apa saja. Batas-batas etik tidak terlampau ketat. Juga tidak ada sanksi-sanksi adat sehingga semua orang bebas melakukan apa saja di tempat ini. 

Kota terus ditumbuhi gedung-gedung pemuas kebutuhan manusia. Di sisi lain kota juga tumbuh sebagai gudang kenangan. Gedung-gedung itu lebih banyak berfungsi sebagai tempat hiburan. Kafe-kafe, bioskop-bioskop, dan tempat-tempat perbelanjaan tumbuh sumbur dimana-mana bersama kenangan yang ditanam oleh para pengunjungnya di dalam sana. Itulah sebabnya kota telah menjadi tempat penyimpanan kenangan yang paling indah.

Semua kejadian masa lalu tersimpan rapi dalam isi kota. Di dalam kota ada banyak tempat yang memungkinkan kenangan tumbuh subur. Tidak perlu disiram berkali-kali, cukup disemai saja sedikit demi sedikit, perlahan-lahan, tapi bersama-sama. Semakin banyak kenangan yang tumbuh di suatu tempat maka kan terasa lebih indah saat dikunjungi. Tidak perlu mengunjunginya bersama-sama. Sendirianpun cukup.

Suatu waktu, kita kan dapati Meirah duduk sendirian di suatu kafe, menatap sunyi pada salah satu meja kosong di sudut kafe sambil tersenyum. Tentu, bagi kita yang tidak tahu apa-apa. Tidak tahu pada apa yang pernah Meirah alami dengan meja sudut itu pasti kan bertanya-tanya dan menganggapnya gila karena karena ia tersenyum pada Meja kosong yang tak berpenghuni. Padahal Meirah pernah punya kenangan di meja itu. Entah itu apa, hanya Meirah yang tahu.

Kejadian-kejadian Meirah kan tersenyum sendirian atau tiba-tiba meneteskan air mata haru di suatu tempat berbeda akan sering kita lihat di hari-hari yang akan datang. Tidak usah heran, itu biasa dalam urusan kenangan.

Sebetulnya, kenangan akan lebih ramah dikunjungi dalam kesendirian. Oleh sebab itu Meirah harus lebih banyak keluar rumah sendirian. Karena tiap-tiap orang punya kenangan yang bebeda sehingga tiap-tiap orang punya cara yang berbeda menikmati kenangannya.

Banyak orang yang menerima kenangan itu sebagai bayangan buruk yang mengerikan. Akhirnya hidupnya tersiksa dibayang-banyangi oleh bayang-bayang kenangannya sendiri. Ia kan murung, mengunci diri di dalam kamar hingga berhari-hari lamanya, karena jika ia keluar dari kamarnya ia akan melihat gedung-gedung, jalanan, tempat-tempat persinggahan, serta benda-benda apapun itu yang punya ikatan masa lalu dengannya berubah menjadi hantu menakutkan yang sewaktu-waktu siap melahapnya.

Hidup orang-orang itu menjadi sempit. Ukuran dunianya menyempit dari bermil-mil jauhnya menjadi seluas kamar tidurnya yang hanya berukuran sekitar empat kali empat meter. Wajahnya terus-menerus muram karena kesedihan telah menjadi beban yang tidak dapat dia pikul sendirian. Lantas bagaimana kenangan justru bisa membuat seseorang bisa terlihat begitu bahagia ?.

Kita harus tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati kembali kebahagiaan yang telah hilang. Sejak kita mengenalinya, kenangan telah mengubah profesi kita sebagai Wisatawan. Kita bebas kemana saja mengunjungi tempat-tempat dimana kenangan itu pernah tumbuh indah. Kenangan akan berkawan baik dengan kita, bukan menakuti sebagai bayangan buruk.

Berarti semua hanya soal pemaknaan saja. Kenangan harus dimaknai sebagai kawan baik yang jika kesunyian datang ia juga kan datang membawamu berplesiran ke tempat-tempat indah dimana kenangan itu pernah hidup !??. Bagi seorang wanita sepertiku Itu bukan hal gampang, karena kenangan tidak pernah menyediakan tempat-tempat indah bagi kami. Yang justru ada di dalam kenangan adalah tempat-tempat kumuh yang kini seakan-akan tak pernah dianggap dan itu menjadi titik rawan bagi kami. 

Bagi kami mengunjungi tempat-tempat kenangan rawan dengan kesedihan. Karena kenangan itu akan selalu meminta untuk kembali, meskipun ia sering kali melukai. Itulah sebabnya seluruh wanita sepertiku lebih memilih mengunci diri di kamar. Menulis banyak cerita tentang kenangan. Membuat seakan-akan kenangan itu bisa hidup abadi. Kekal di dalam tulisan. 

Kami juga beranggapan bahwa kenangan itu sangatlah dekat dengan kerinduan. Kenangan bisa datang karena adanya rindu, rindupun akan semakin mengental karena adanya kenangan. Kedua-duanya seperti gurita yang melilit-lilit di fikiran kami.

Banyak tulisan saya tentang keduanya. Soal rindu dan kenangan. Memang, seluruh tulisan-tulisanku tidak sebanyak tulisan Mashdar, Ken, atau Noor. Para cerpenis-cerpenis hebat yang dapat membuat kenangan begitu mudahnya dipermainkan lewat kata-kata. Tapi saya tidak peduli itu. Saya hanya terus menulis. Menulis kenangan. Mengabadikan tempat-tempat yang rawan dengan kenangan.

Wanita ini sudah mulai cerewet. Istriku, ibu dari Meirah. Hobi menulis kenangan tapi sewaktu-waktu bisa jadi penceramah kenangan yang tidak punya batas spasi. Sebelum terlambat saya harus menghentikan ceramahnya.

Sayang, saya lapar !.

Ohh iya, saya belum masak. Ini sudah siang yah.


Ceramahnnya berhenti, dan Meirah masih mengunci diri di dalam kamar. Kuputuskan tuk sementara rindu kutaruh di kantong celana. Terlalu beresiko jika dikeluarkan lewat kata-kata. Cerita ini harus berhenti, di titik ini. Saya memang lapar.